top of page
Search
Writer's pictureZulcar Chaeril

Tana Toraja, destinasi kebudayaan yang ramah akan wisatawan muslim



Siapa yang tidak mengenal Tana Toraja, destinasi wisata di Sulawesi Selatan ini merupakan destinasi utama bagi para traveller saat berkunjung ke Sulawesi. Berjarak sekitar sepuluh jam perjalanan darat dari ibukota Sulawesi Selatan, Makassar destinasi wisata Tana Toraja memiliki keunikannya sendiri. Tana Toraja menyimpan keunikan budaya yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu kepercayaan akan menguburkan jenasah di bukit-bukit keluarga mereka.

Tana Toraja kini dihuni oleh mayoritas masyarakat beragama Kristen, salah satu bukti religiusnya masyarakat Toraja dengan agamanya adalah dibangunnya patung Yesus Kristus yang diklaim merupakan patung Yesus tertinggi di dunia berada diketinggian 1700 mdpl dipuncak Gunung Buntu Burake serta memiliki tinggi patung mencapai 45 meter, lebih tinggi dari patung Yesus yang berada di Brazil yang terletak dipuncak Gunung Corcovado pada 710 mdpl dengan tinggi patung 38 meter. Walaupun mayoritas penduduk Tana Toraja kini sebagian besar merupakan umat Kristiani merekapun kini sudah ramah terhadap pendatang yang berbeda, pendatang ataupun masyarakat Tana Toraja sendiri pun ada yang memeluk agama Islam.


Bagi para traveler muslim yang ingin datang ke Tana Toraja tidak perlu takut kesulitan dalam mencari makanan, sepanjang jalan Makale hingga Rantepao memang banyak pedagang pinggir jalan yang menjual makanan seperti bakso babi atau makanan yang tidak bisa dikonsumsi orang muslim lainnya tapi setibanya di Rantepao ibukota dari Toraja Utara ini kini telah tersedia beberapa rumah makan halal, makanan yang disajikan sudah seperti layakanya kita sedang berada dipulau Jawa, Jawa Timur khususnya. Pendatang banyak yang berasal dari Jawa Timur karena tersedianya akses laut dari Surabaya menuju Makassar, sehingga banyak pendatang dari Jawa Timur yang tinggal di Rantepao dan membuka kedai makanan halal, selain itu jika kita menginap di Tana Toraja seperti Rentepao dan Lolai pun pemilik penginapan siap menyajikan makanan halal dengan bahan-bahan halal tentunya untuk disajikan kepada tamu.


Ketenaran budaya Tana Toraja memang sudah dikenal luas, beberapa upacara ritual yang dilangsungkan di Tana Toraja mendapat atensi yang besar dari traveler dalam maupun luar negeri sehingga jika ada ritual atau upacara adat yang dilangsungkan di Toraja akan menjadi momen terbaik untuk mengunjungi Tana Toraja. Dalam upacara adat yang dilakukan di Tana Toraja traveler muslim khususnya harus berhati-hati, karena biasanya penyajian makanan yang diberikan mayoritas adalah makanan yang dilarang dikonsumsi karena mereka sangat menyukai makanan seperti babi atau anjing, alangkah baiknya jika ingin menyaksikan upacara adat yang dilaksanakan cukup melihatnya dan mendokumentasikannya saja tanpa perlu ikut terlibat dalam upacara ritualnya tersebut.


Tana Toraja sebenarnya memiliki keanekargaman makanan khas yang dimiliki, ada yang berbahan dasar mulai dari ikan, ayam, kerbau, anjing hingga babi. Traveler muslim harus pastikan dahulu jika ingin mencicipi salah satu makanan khas Toraja karena tidak semua makanan khas berbahan dasar ayam atau ikan. Selain dikenal dengan keanekaragaman makanannya, Toraja juga punya kopi yang sangat tenar ditelinga para pecinta kopi. Mampirlah ke Warung Kopi Toraja KAA yang terletak di jalan poros Rantepao-Makale, sebuah warung kopi yang sudah berdiri sejak 2014 ini merupakan salah satu tujuan utama para traveler saat ke Toraja dan warung kopi ini pun memiliki kebun kopinya sendiri di pedalaman Toraja. Pemiliknya pun menuturkan bahwa kebun yang ia miliki menciptakan kopi yang berkualitas tinggi hingga dinikmati hingga ke mancanegara, jadi jangan heran saat berkunjung terdapat juga turis asing yang juga sedang menikmati kopi asli Toraja. Menikmati secangkir kopi hangat Toraja dengan cemilan khas Toraja Deppa Tori cocok dijadikan penutup malam anda di Tana Toraja.

9 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page