top of page
Search
Writer's pictureZulcar Chaeril

Pulau Oar, Keindahan Pasir Putih di Pandeglang

Updated: Jun 26, 2021



Keindahan alam Indonesia tidak akan pernah ada habisnya. Dari Sabang sampai Merauke menyimpan jutaan keindahan alam yang selalu dirindukan. Dikenal sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak garis pantai yang selalu menawarkan keindahan pasir putih dan pesona bawah laut yang akan selalu meninggalkan decak kagum.

Tujuan perjalanan kali ini tidak lah perlu berpindah pulau, bahkan cuma sekitar 4-5 jam perjalanan dari ibukota, Jakarta. Tujuannya berada di bagian barat pulau Jawa, yaitu Provinsi Banten. Menuju ke salah satu pulau wisata andalan yang terletak di kabupaten Pandeglang. Lebih tepatnya terletak di desa Kertajaya, kecamatan Sumur. Provinsi Banten yang berbatasan dengan laut ini memiliki pulau-pulau yang dapat dicapai oleh kapal-kapal nelayan, seperti pulau Umang, Oar, Sebesi, Liwungan,Peucang dan pulau lainnya. Selain eksotisme kepulauan, terdapat juga konservasi Badak yang terletak di Ujung Kulon.

Perjalanan di kala Pandemi


Masa pandemi masih belum berakhir, perjalanan-perjalanan jarak jauh pun masih tertunda. Selain kemampuan dompet yang belum normal layaknya sebelum masa pandemi juga peraturan perjalanan yang masih mewajibkan melakukan swap dirasa masih memberatkan. Selain itu, peraturan daerah yang berbeda-beda pun mengatisipasi para pendatang menjadi tantangan tersendiri.

Menerapkan protokol kesehatan wajib saat travelling dimasa pandemi, meskipun hanya berpindah provinsi. Tetap patuh akan protokol kesehatan menjadi hal utama selama travelling, meskipun bersama teman-teman yang sudah dikenal namun harus tetap mengurangi kontak langsung dan tetap menggunakan masker selama perjalanan.

Menuju pulau Oar

Perjalanan menuju kecamatan Sumur terbilang cukup jauh. Perjalanan saya dan teman-teman mulai dari pukul 01.00 pagi. Berkumpul di rest area tol arah Merak, kami mengarahkan kendaraan menuju Anyer. Mencapai kecamatan Sumur, dapat melalui Tanjung Lesung. Perjalanan menuju Sumur bisa di akses melalui Anyer / Carita dapat juga melalui Pandeglang. Namun karena perjalanan malam hari, kami lebih memilih jaur Anyer / Carita yang merupakan jalur wisata sehingga dirasa aman.

Jalur Pandeglang menuju Tanjung Lesung pun tidak lah terlalu jauh juga dan jalan pun sudah merupakan jalan utama namun lebih berkelok-kelok dibanding jalur Anyer. Setelah tiba di Tanjung Lesung, ikuti saja jalur utama sampai bertemu desa Kertajaya kecamatan Sumur. Tidak perlu khawatir karena menggunakan peta daring sudah sesuai lokasi dan sinyal pun aman, bahkan saat berada di pulau Oar.


Eksotisme Pulau Oar


Kami tiba sekitar pukul 06.00 pagi. Kami tiba saat cuaca kurang mendukung. Hujan dengan intensitas sedang menyambut kita dirumah guide yang akan membawa kita ke pulau Oar. Sembari menunggu cuaca membaik, kami menyempatkan diri untuk membeli nasi uduk pagi dan makan bersama.

Setelah dikira cuaca mulai membaik, kami memutuskan untuk berangkat menuju pulau Oar. Perjalanan yang tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit perjalanan menggunakan kapal nelayan. Meski cuaca sudah berangsur membaik, namun lokasi yang akan kita selami untuk snorkling ternyata tidak bersahabat. Air keruh yang muncul karena pasir yang naik menutupi keindahan terumbu karang dan ikan-ikan untuk kita bisa melakukan snorkling. Kecewa sih, namun ya nikmati saja.

Kecewa dengan spot snorkling yang keruh, akhirnya kami hanya bermain di pulau Oar. Yes, pantai pasir putih yang langsung berbatasan dengan bibir pantai. Indah, sangatlah indah. Deru ombak yang mengitari pulau ini sangatlah menarik. Salah satu keunikannya ialah pertemuan dua ombak dari arah barat dan timur yang memecah tepat dibibir pulau Oar. Pulau oar tidak lah terlalu besar, kita bisa mengitari pulau ini menikmati pulau Oar dari segala sisi. Ada sisi yang terkena gulungan ombak yang cukup besar dibaliknya ada hamparan batu dan air jernih yang hanya semata kaki kita. Lokasi berfoto yang sangatlah menarik.

Namun sayang, pantai ini tidak terawat. Padahal sebelum terjadinya tsunami, pulau ini dikelola dengan baik. Dengan biaya Rp 20.000 perwisatawan, pulau ini terdapat kamar mandi dan kebersihan yang terjaga. Namun setelah tsunami terjadi semuanya terhempas oleh ombak yang menggulung pulau Oar.


Saat ini, traveller yang datang rasanya lupa membawa kembali sampah yang mereka hasilkan. Banyak sampah yang berserakan disekitar pantai. Kebanyakan sampah dari bahan plastik. Selain itu, juga ada seekor monyet yang kerap mengambil makanan yang kita bawa. Jadi lebih baik, jangan tinggalkan makanan di sembarang tempat lebih baik di simpan dari pandangan si monyet.



Main ke laut, pastinya menikmati hidangan laut


Rasanya tidak pas jika bermain di laut tidak juga menikmati hidangan lautnya. Disekitar pulau Oar terdapat banyak keramba penghasil hewan laut. Namun sayang pada hari itu, kami tidak cukup beruntung mendapatkan ikan langsung dari nelayan. Siang itu kami hanya mendapatkan cumi dari salah satu keramba, 1 kilogram cumi dihargai Rp 80.000 harga yang pantas untuk menikmati satu kilogram cumi segar.

Dirumah guide kami, kami meminta tolong untuk dimasakan cumi yang sudah kita beli. Hidangan nasi, cumi, lalapan dan sambal sudah cukup menjadi menu makan siang kami setelah menghabiskan waktu di pulau Oar. Meski dirasa kurang karena tidak tersedianya ikan, namun cukup untuk menggantikan energi yang telah kita keluarkan pada saat di pulau Oar.

Pandeglang masih menyimpan banyak wisata pulau lainnya. Masih banyak pulau lain yang dapat harus dieksplorasi. Bagi pecinta laut dan pantai, yuk menjelajahi keindahan bawah laut yang berada di provinsi Banten.

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page