Pada suatu siang, saya harus berangkat ke sebuah Kabupaten yang terletak di Jawa Barat. Kabupaten tersebut merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat populer, tidak hanya dikalangan para travelers saja tapi juga hampir semua kalangan tahu tentang tempat ini. Kabupaten tersebut ialah Kabupaten Pangandaran. Sebuah kebetulan yaitu bisa bekerja sembari berlibur ke sebuah objek wisata.
Siapa yang tidak mengenal Pangandaran, salah satu kabupaten yang terletak di pantai selatan pulau Jawa ini menawarkan beragam eksotisme alam yang sangat memesona. Tidak hayal jika sebelum pandemi, lokasi ini sangat banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang hendak berlibur atau sejenak beristirahat.
Bekerja utama, liburan mengisi waktu luang
Namun sayang, perjalanan kali ini bukan sepenuhnya untuk berkelana ataupun berlibur. Kedatangannya saya menuju Pangandaran ialah untuk bekerja, iya untuk bekerja. Meskipun sembari bekerja, tapi jika ada sedikit waktu luang boleh saja digunakan untuk menikmati objek wisata yang tersedia. Selain menikmati hamparan pantai Pangandaran, saya bersama kawan-kawan pun menikmati objek wisata disekitar seperti pantai Batu Karas dan pastinya menikmati olahan makanan laut di pantai Pangandaran.
Beruntung pekerjaan yang kami lakukan selama 2 hari di Pangandaran tidak lah terlalu sulit dan memakan waktu banyak. Setidaknya saat siang menjelang sore hingga waktu berbuka puasa kami dapat menikmati hari di pantai Pangandaran atau objek wisata lain.
Menikmati puasa saat kerja dilokasi wisata
Waktu ngabuburit di Pangandaran ini sangat ramai oleh warga lokal yang hilir-mudik. Menikmati menjelang berbuka puasa, banyak yang menggunakan kendaraan roda dua, sepeda dan ada juga yang sedang berolahraga tampak di kawasan pantai Pangandaran. Namun, tidak sedikit pula yang sembari mencari takjil dipinggir jalan. Meskipun dimasa Pandemi seperti saat ini Pangandaran tidaklah ramai dengan wisatawan, namun sesama warga tetap menjalani kegiatan seperti biasa.
Waktu berbuka di Pangandaran lebih cepat dibanding di Bandung. Rasanya puasa kami sedikit lebih singkat, selain waktu yang lebih awal namun tetap produktif di pagi hingga siang hari dan berkeliling pada sore hari membuat melaksanakan puasa sembari bekerja rasanya waktu berjalan dengan cepat.
Begitupun pada waktu sahur tiba, terdapat beberapa warung makan yang tetap buka hingga waktu sahur. Masjid-masjid disekitar penginapan pun menggaungkan ajakan untuk sahur kepada warga sekitar dan tentunya para pendatang. Menu makan dari ayam goreng dan nasi goreng pun tidak sulit dicari untuk disantap saat sahur. Minimarket pun tetap buka hingga subuh yang semakin memudahkan untuk membeli perbekalan untuk sahur.
Kawasan wisata yang masih sepi
Masa pandemi otomatis membuat pariwisata menurun. Tidak hanya di pariwisata di kota-kota besar saja, tapi juga daerah wisata yang kerap dikunjungi oleh warga ibukota dan warga sekitar. Salah satunya ialah kawasan Pangandaran beserta objek wisata lainnya. Seperti Pantai Pangandaran, Citumang, Green Canyon, Pantai Batu Hiu, Pantai Batu Karas dan objek wisata lainnya. Tampak keramaian dulu kerap hadir kini semakin sepi. Hanya terlihat warga lokal yang kerap hlir-mudik dilokasi. Sesekali terlihat kendaraan berplat luar daerah berada dikawasan wisata.
Banyak yang tetap membukakan pintu rumahnya untuk disewa, beberapa penginapan pun masih menerima tamu meskipun tidak banyak dan tempat oleh-oleh pun tetap menjajakan koleksi sovenirnya. Banyak juga penginapan yang mulai tidak terawat karena tidak ada lagi yang menginap dalam satu terakhir. Namun, geliat ekonomi masih bisa berputar dengan adanya mobilitas warga lokal dan sesekali pendatang yang kerap berwisata ataupun urusan lainnya.
Opmerkingen